Selamat Hari Kebangkitan Teknologi Nasional! 10 Agustus

Bulan Agustus terlanjur melekat di benak bangsa ini sebagai bulan gawe besarnya negeri ini. Genap enam puluh tujuh tahun sudah negeri kita menghirup udara kemerdekaan. Tanggal bersejarahnya diabadikan dalam lagu ciptaan H. Mutahar bertajuk ''Hari Merdeka''. 
 


Kampus ITS, ITS Online - Namun tidak banyak yang tahu jika tanggal 10 Agustus, telah ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas). Hakteknas sangat asing di telinga, mendengarnya saja saya merasa bukan seorang mahasiswa teknik, karena saya benar-benar tidak tahu Hakteknas. Bahkan sempat berpikir bahwa ini hajat barunya Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT), sebelum saya mengetahui bahwa ini adalah tahun keenambelas peringatannya.

Tonggak sejarah peringatan Hakteknas terjadi, ketika Prof Dr Ing BJ Habibie, Menteri Riset dan Teknologi saat itu, membuat langkah besar yang ditandai dengan penerbangan perdana pesawat terbang N-250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995. Momentum tersebut menjadi awal kebangkitan teknologi anak bangsa.

Persitiwa itu merupakan pengejawantahan upaya panjang sejumlah ilmuwan Indonesia untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa terhormat di dunia. Bermodalkan kebijakan transformasi industri yang dicanangkan Menristek waktu itu.

Beberapa tahun sebelumnya IPTN telah berhasil memproduksi pesawat CASA-212 berkapasitas penumpang 12 orang berdasarkan lisensi yang diperoleh dari Spanyol. Pengalaman dan pengetahuan yang dikumpulkan dari pelajaran membuat CASA-212 tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh tenaga ahli IPTN lewat jalan bermitra dan berpatungan dengan perusahaan mitra CASA Spanyol. Ahli-ahli Indonesia berinovasi untuk membuat produk baru dengan merancang bangun dan memproduksi pesawat CN-235 yang berkapasitas 35 penumpang.

Keberhasilan-keberhasilan tadi menebalkan keyakinan IPTN untuk terus mengembangkan diri lebih lanjut, bermodalkan pengalaman dan pengetahuan yang terakumulasi, secara mandiri IPTN mulai merancang dan memproduksi sendiri pesawat N-250 yang berkapasitas 50 orang penumpang.

Untuk kali pertama, pada tanggal 10 Agustus 1995 itu, masyarakat kota Bandung, Jawa Barat bersama masyarakat Indonesia dan dunia menyaksikan keberhasilan bangsa Indonesia menerbangkan secara perdana pesawat N-250 Gatotkaca yang dirancang, direka, diciptakan, dan diproduksi sendiri oleh putra-putri bangsa Indonesia.

Keberhasilan ini tidak merupakan suatu peristiwa yang berdiri sendiri, akan tetapi kait-mengait dengan sukses gerakan pengerahan nasional dalam upaya penguasaan teknologi di bidang lain. Dalam rangka peringatan 50 tahun Indonesia merdeka, beberapa badan usaha milik negara yang bernaung di bawah Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) telah berhasil menciptakan produk-produk berteknologi tinggi kreasi bangsa sendiri.

Bukti keberhasilan itu antara lain ditandai dengan keberhasilan merancang dan memproduksi sendiri lokomotif untuk menarik rangkaian Kereta Api cepat, yang memungkinkan ditempuhnya jarak Jakarta-Surabaya dalam waktu 9,5 jam yang sebelumnya memakan waktu 12 jam.

Begitu pula galangan kapal PT PAL telah berhasil merancang dan memproduksi kapal laut PALINDO JAYA 500 yang dapat menampung 500 orang penumpang, tidak mengherankan jika berbagai kalangan masyarakat Indonesia -seperti para cerdik cendekiawan, alim ulama, serta wakil-wakil rakyat di DPR- menyuarakan keinginan mereka untuk menjadikan tanggal 10 Agustus sebagai hari yang pantas dijadikan tonggak perjalanan sejarah bangsa Indonesia. (Beberapa informasi di atas saya dapat langsung dari buku panduan Hakteknas)

Ya..ya...sepertinya kita sangat rindu terobosan-terobosan baru dari teknologi yang bisa kita hasilkan demi kemajuan peradaban bangsa.

Secercah harapan terbuka ketika tahun 2008, Menkominfo kala itu, Muh Nuh mencanangkan pengembangan televisi digital di negeri ini. Dan hingga saat ini masih terus dilakukan pengembangan-pengembangan.

Di seluruh dunia ada tiga standar televisi digital yaitu Digital Television (DTV, standar di USA), Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T, standar di Eropa) dan Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial (ISDB-T, standar di Jepang). Lalu China di tahun 2006 mengembangkan DMB-T/H sebagai standar mereka.

Saya memang bukan ahli di bidang telekomunikasi multimedia ataupun sejenisnya, bahkan masih sangat awam dan butuh ilmu yang jauh jauh lebih banyak. Namun jika kita perhatikan, dua negara Asia terakhir ini mereka begitu nekat, lebih tepatnya berani dan taktis. Terlepas dari kecakapan mereka dalam teknologi yang memang lebih unggul dari negara asia lain, ada dua sisi lain yang bisa coba kita simpulkan dan semoga ini menggugah kita yang katanya iron stock atau generasi penerus.

Pertama, mereka (Jepang dan China) seakan memberikan ruang lebar bahkan luas agar rakyat (dalam hal ini para ilmuwan dan kaum cerdik cendikia) di negerinya untuk berkembang dan berdedikasi kepada bangsanya dengan membuat standar TV Digital buatan negeri mereka sendiri. Tidak bisa dipungkiri, mereka memang mengadopsi dan mengembangkan berdasarkan dua standar besar yang telah ada, namun mereka seakan tidak mau mengekor mainstream.

Sehingga nantinya bisa dengan bangga rakyat Jepang dan rakyat China berkata,''kami memakai teknologi yang diciptakan dan dibangun oleh bangsa kami sendiri!''

Kedua, aspek ekonomi yang sangat memengaruhi maju tidaknya sebuah negara. Dengan menciptakan teknologi dan standar sendiri, jangka pendeknya, mereka berhasil memproteksi bangsanya dari incaran negara lain. Karena otomatis Eropa dan Amerika tidak bisa masuk berjualan di negeri mereka karena memang standar dan teknologi mereka berbeda.

Dengan begitu, mereka tidak perlu khawatir uangnya akan lari dari kantong negeri mereka karena praktis uang akan berputar dalam negeri yg artinya perekonomian mereka terjaga. Saya tidak paham apa kata yg tepat dalam dunia ekenomi untuk kondisi ini.

Sedangkan jangka panjangnya, mereka telah menciptakan pasar sendiri. Dengan standar dan teknologi yg mereka kembangkan ini mereka justru bisa mencaplok negara lain yg tidak mampu terjamah oleh Amerika dan Eropa. Jika ini berhasil, mereka justru dapat melakukan ekspansi pasar yang luar biasa, karena kita paham bahwa teknologi adalah komoditi yg mahal dan selalu berkembang, sehingga sangat menjanjikan di masa mendatang.

Seorang dosen pernah berkata,''Sekarang ini teknologi diciptakan untuk dapat bertahan dalam kurun waktu tidak lebih dari lima tahun''. Mengapa? Tentu selain persaingan dan perkembangan inovasi, faktor ekonomi menjadi landasan utama. Dimana perilaku konsumen dunia adalah berlomba-lomba menginginkan teknologi baru, up to date, dan semakin memanjakan, yang notabene selalu lebih mahal. Sehingga dollar yang masuk ke kantong produsen teknologi semakin tebal."

Tidak percaya? Mungkin Anda baru tersenyum ketika menyadari betapa ponsel berkamera VGA yang dulu diagung-agungkan dalam setahun telah menjadi barang jadul dengan masuknya handphone berkamera dengan ketajaman gambar yang lebih besar (1 hingga 2 Megapixel). Dan lagi si megapixel harus tunduk kepada teknologi video call dan WAP. Terus berlanjut hingga Blackberry dan Android menjadi raja di masa sekarang. Dan silakan ditarik mundur, berapa rentangan waktu antarteknologinya?

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pernah menyarankan agar Indonesia mengembangkan teknologi DTV sendiri. Apa kata pemerintah,''Bagus. Tapi apakah Anda siap mencari dana yg sebegitu besarnya untuk itu?''. Menggelikan.

Urusan penelitian, rekayasa, dan pengembangan teknologi memang menjadi tanggung jawab mereka yg berilmu (dalam hal ini adalah warga negara dalam sektor pendidikan, keilmuan, penelitian -ilmuwan, guru besar, peneliti, ahli, dosen, mahasiswa, dll). Sedangkan sektor industri dan private sector menjadi pelaku, obyek, pemanfaat, atau penikmat teknologi. Namun diantara keduanya ada satu yg menjembatani, yakni Pemangku Kebijakan.

Karena bagaimanapun sektor industri membutuhkan teknologi yang lebih mapan untuk meningkatkan pembangunan dan perekonomian jika pemangku kebijakan tetap menolak, maka apa yang telah diusahakan, dikaji, dan dikembangkan oleh para peneliti (atau kaum berpendidikan) akan tetap sia-sia.

Saya bukan skeptis dan pesimis terhadap para pemangku kebijakan, yang notabene juga representasi dari kita. Bahkan saya sangat yakin bahwasanya segala keputusan, yang menyangkut hajat hidup orang banyak, yang mereka ambil semuanya telah dipertimbangkan dengan sebijak-bijaknya dengan cara saksama, meskipun dalam tempo yang seringkali tidak singkat, karena mungkin memang butuh pertimbangan yang sangat panjang.

Namun melalui ini, saya ingin mengajak kepada rekan-rekan, khususnya kaum muda yang membaca tulisan ini untuk menyadari semenjak dini apa yang sedang terjadi di Zamrud Khatulistiwa ini. Sehingga, ketika kita berada di posisi manapun di negeri ini (Private Sector, Public Sector, NGO atau apapun yang lainnya), kaki kita masih tetap membumi dan tujuan kita tetap hanya dua: ''memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa''. Dan jangan sampai berubah menjadi ''memajukan kesejahteraan pribadi dan mencerdaskan kehidupan diri''.

Biarlah ''melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia'' menjadi PR besar bagi Pemerintah. Karena dengan ''memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa'' maka kita telah ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dimana dunia ini akan tertib tanpa pertikaian jika setiap kebutuhan rakyatnya terpenuhi dan tidak ada saling memanfaatkan ketidakcerdasan rakyat lain.
Maka sebagai Warga Negara yang baru melek teknologi ini mengucapkan sedalam-dalamnya kepada seluruh rakyat Indonesia, ''Selamat Memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-16''. Semoga kita benar-benar mampu mewujudkan tema besar Hakteknas 2011: Inovasi untuk Kesejahteraan Rakyat.

Terkadang memperingati belum tentu merayakan. Dan merayakan belum tentu menikmati atau merasakan.

Mengcopy tulisan, Aris Pradana Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

Mobil Nasional Indonesia


INILAH MOBIL-MOBIL NASIONAL INDONESIA

Saat ini Indonesia dikenal sebagai salah satu pasar mobil paling potensial di dunia. Berbagai merek asing berdatangan namun tidak ada satu pun merek mobil lokal yang melawan. Tapi siapa sangka, mimpi memiliki mobil nasional ternyata sudah terajut hampir 20 tahun lamanya.

Petualangan anak-anak bangsa untuk menciptakan mobil merek Indonesia diketahui dimulai pada masa 1993 silam dimana mobil-mobil seperti Maleo lahir. Keluarga Bakrie pun diketahui sempat ikut bermain di segmen ini meski akhirnya patah di tengah jalan.

Ada pula duet keluarga Cendana, Tommy dan Bambang, yang sempat melahirkan Bimantara dan Timor meski pada akhirnya tidak pula bisa bertahan.

Apa saja mobil Indonesia yang sudah direncanakan akan lahir atau sudah lahir? Berikut beberapa mobil nasional yang detikOto rangkum dari berbagai sumber untuk Otolovers.

1. Maleo

Mobil Nasional - Maleo

Mulai dikembangkan pada 1993, proyek Maleo dimulai ketika pemerintah harus memiliki mobil nasional yang khas nusantara. Saat itu IPTN pun ditunjuk untuk mewujudkannya.

Bekerjasama dengan Rover, Inggris dan Millard Design Australia IPTN, mobil yang dibidani oleh menristek BJ Habibie ini sukses membuat 11 rancangan mobil sampai tahun 1997. Namun sayangnya, proyek ini terbengkalai saat reformasi tiba.

2. Beta 97 MPV

97 MPV

Mobil ini adalah proyek yang dibuat pada tahun 1994 oleh Grup Bakrie melalui Bakrie Brothers. Bakrie ketika itu ingin menjadikan Beta 97 MPV sebagai mobil nasional. Untuk itu, Bakrie pun meminta bantuan rumah desain Shado asal Inggris untuk menciptakan desain awal mobil ini.

Pada bulan April 1995 desain Beta 97 MPV pun telah selesai dan mulai diperlihatkan ke manajemen Bakrie. Setelah itu, desain tersebut langsung dikembangkan sampai prototipe mobil ini selesai di tahun 1997.

Bakrie juga sudah mulai menyiapkan segala aspek pendukung mobil ini mulai dari perakitannya hingga ke persiapan anggaran produksi untuk memenuhi jadwal peluncuran mobil yang sesungguhnya disiapkan pada bulan Desember 1997. Tapi sayang, krisis ekonomi menenggelamkannya sebelum terbang.araSho

3. Timor

Timor S2

Timor adalah merek mobil yang dijual Indonesia pada pertengahan tahun 1990 yang merupakan rebadged mobil dari Korea Selatan, Kia Sephia. Timor adalah kepanjangan dari ‘Teknologi Industri Mobil Rakyat’, dan nama lengkap perusahaannya adalah Timor Putra Nasional. Perusahaan ini dimiliki oleh Tommy Soeharto, anak dari mantan presiden Soeharto.

Mobil ini dimaksudkan sebagai mobil nasional Indonesia, seperti Proton di negara Malaysia. Karenanya, mobil merek Timor dibebaskan dari pajak-pajak dan bea lainnya yang biasa dikenakan pada mobil-mobil lain yang dijual di Indonesia. Setelah krisis ekonomi Asia yang menyebabkan Kia Motors pada tahun 1997 bangkrut (pada tahun 1998 dibeli oleh Hyundai), dan keruntuhan rezim Soeharto, maka proyek Timor juga ditutup.

4. Bimantara

Bimantara

Sama seperti Timor, Bimantara adalah sebuah proyek mobil nasional yang digalang oleh keluarga Cendana. Bila Timor disokong oleh Tommy, Bimantara dibangun oleh Bambang Trihatmojo.

Tapi bila Timor menggandeng KIA sebagai partner, Bimantara memilih untuk menggandeng Hyundai. Tapi karena krisis, Bimantara pun ikut tenggelam.

5. MR 90

Mazda MR 90

Mazda MR 90

MR 90 Mobil ini merupakan proyek nasionalisasi Mazda 323 Hatchback oleh PT Indomobil, model terakhir dari upaya ini adalah Mazda Van tren pada tahun 1994.

6. Kalla Motor

Kalla Motor pernah menciptakan mobil kecil bermesin 500 cc sebagai calon mobil produksi Indonesia. Tidak diketahui kenapa tidak jadi diproduksi.

7. Texmaco Macan

Texmaco Macan

Macan adalah Kendaraan berjenis minibus atau MPV dengan kapasitas mesin 1.800 cc dari PT. Texmaco. Dalam mengeluarkan mobil ini PT. Texmaco menggandeng Mercedes Benz, tercatat satu unit prototype sudah dipamerkan di arena pekan Raya Jakarta pada pertengahan tahun 2001, tapi belum sempat diproduksi masal PT. Texmaco bangkrut karena krisis moneter pada 1997-1998.

8. Gang Car

Gang Car

Gang Car adalah sebuah mobil mini berkapasitas 2 orang buatan PT. DI yang ditenagai mesin 125-200 cc. Mobil ini didesain berukuran cukup kecil sehingga bisa beroperasi di gang-gang sempit di daerah perkotaan (maka dari itu dinamakan Gang Car). Proyek ini tidak pernah terdengar lagi kabarnya sejak tahun 2003 setelah PT.DI dilanda kemelut dan merumahkan 9000-an karyawannya.

9. Marlip

Mobil Nasional - Marlip__Marlip__Marlip

Mobil ini adalah mobil listrik yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan dipasarkan PT. Marlip Indo Mandiri. Mobil ini digunakan untuk mobil golf, pasien, mobil keamanan. Marlip juga punya varian mobil empat penumpang dengan kecepatan mencapai 50 km/jam dengan jarak tempuh maksimal 120km. Harga Marlip berkisar antara Rp 60 sampai Rp 80 juta.

10. Kancil

Kancil

Kancil (singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah) merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang didisain, diproduksi dan dipasarkan oleh PT. KANCIL (singkatan dari Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari).

Mobil yang disiapkan untuk menjadi pengganti Bajaj/bemo ini menggunakan mesin 250 cc yang mampu melaju hingga 70 km/jam.

11. GEA

Mobil Nasional - Gea__Mobil Nasional - GEA

GEA adalah proyek mobil nasional hasil riset PT. INKA (Industri Kereta Api) dengan mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional), yakni mesin berkapasitas 640 cc. Tujuan GEA adalah memberikan alternatif mobil kecil menghadapi krisis energi.

Dilepas dengan harga antara Rp 45 -50 juta, mobnas yang satu ini masuk kategori city car berdimensi 3.320×1.490×1.640 mm dengan wheelbase 1.965 mm. Mesinnya 650 cc dan mampu melaju hingga kecepatan 85 km/jam dengan mesin 650 cc yang sistem pembakarannya injeksi EFI dengan penggerak roda depan.

12. Tawon

Mobil Nasional - Tawon

Mobil Nasional AG-Tawon diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya yang lokasi industrinya di Rangkasbitung – Banten. Mobil ini mampu melahap berbagai jenis bahan bakar mulai dari bensin dan atau bahan bakar gas CNG dan sudah memenuhi standarisasi Euro3.

Kapasitas mesin Tawon sebesar 650 cc, 4 Percepatan transmisi manual yang dapat dipacu hingga kecepatan 100 km/jam. Mobil ini mulai dikembangkan sejak tahun 2007, dan diproduksi sejak tahun 2009, serta mengandung 90% Kandungan Lokal. Direncanakan mobil ini akan dirilis pada bulan ini.

13. FIN Komodo

Komodo__Komodo__Komodo

Mobil ini adalah mobil offroad yang mampu melahap segala medan. Bobotnya sangat ringan sehingga power yang diperlukan untuk melaju relatif kecil, akibatnya konsumsi bahan bakar relatif irit.

Untuk medan hutan, biasanya jarak tempuh sepanjang 100 km dapat dilalui dalam 6 – 7 jam dengan konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter, sedangkan kapasitas tangki 20 liter, sehingga dapat survive di dalam hutan selama 7 x 4 jam atau 4 hari perjalanan siang hari.

Disamping untuk misi penjelajah atau survey atau pengawasan, maka FIN Komodo yang dirancang oleh salah satu desainer pesawat CN-250 Gatotkaca Ibnu Susilo juga dapat digunakan untuk mengangkut beban (barang bawaan) seberat 250 Kg, sehingga dapat juga berfungsi sebagai kendaraan utility.

14. Wakaba

Mobil Nasional - Wakaba

Wakaba berasal dari singkatan Wahana Karya Anak Bangsa adalah mobil buatan Jawa Barat yang didukung oleh mesin berkapasitas 500 cc, 4 tak, 2 silinder, yang diklaim tetap bertenaga untuk digunakan pada medan seperti pedesaan yang penuh dengan bukit dan pegunungan.

Dengan dimensi panjang 3.300 mm, serta lebar 1.500 mm, dan tinggi 1.820 mm, Wakaba siap memenuhi kebutuhan transportasi pedesaan yang selama ini masih jarang tersentuh secara khusus sektor transportasinya.

15. Arina

Arina__Arina

Arina merupakan mobil mungil buatan Semarang. Mobil ini berawal Universitas Negeri Semarang yang didanai oleh Departemen Perindustrian. Mobil Arina ini menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas mesin 150 cc, 200 cc, dan 250 cc. Perancang mobil adalah seorang dosen jurusan Teknik Mesin Unnes bernama Widya Aryadi.

16. Nuri

Nuri

Nuri merupakan saudara Tawon yang juga diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya. Mobil ini menggunakan mesin 800 cc. Mobil ini memiliki model hatchback yang mampu membuatnya lincah bermanuver.

17. Boneo

Mobil ini merupakan mobil buatan PT Boneo Daya Utama dan masih dalam tahap purwarupa. Modelnya ada dua yakni city car dan pikap dengan mesin V-Twin berkapasitas 653 cc yang mampu mengeluarkan tenaga 15,3 kW dan torsi 44,3 Nm.

18. Esemka

Mobil nasional berikutnya adalah Esemka. Esemka mengambil nama dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Mobil ini sebenarnya merupakan mobil rakitan karya siswa-siswi SMK.

Nama-nama merek Esemka berbeda-beda tergantung SMK mana yang membuatnya. Ada Didgaya, Rajawali, dan lainnya dengan model berbeda-beda mulai dari SUV, MPV dan pikap kabin ganda.

Esemka pertama kali muncul ke publik pada 2009 lalu saat sebuah event di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mesinnya menggunakan mesin 1.500 cc yang berawal dari mesin Timor, namun dimodifikasi sendiri oleh Esemka. Karena berbagai keterbatasan, beberapa parts kendaraan diambil dari mobil yang sudah beredar di Indonesia. Seperti lampu depan, dashboard, dan lampu belakang.

Mobil ini langsung menarik minat publik, karena desainnya sudah sangat bagus. Terakhir mobil ini juga menjadi sorotan di awal tahun 2012 menyusul keputusan Walikota Surakarta Joko Widodo yang menggunakan mobil ini sebagai mobil dinas.





Mobil Esemka
Esemka Digdaya
Esemka Digdaya adalah proyek mobil nasional yang dikerjakan oleh siswa SMK 1 Singosari Malang. Mobil double kabin ini memiliki mesin 1.500 cc eks Timor. Biaya yang dhabiskan Rp175 juta.

Esemka Rajawali
Senada dengan Esemka Digdaya, Esemka Rajawali menjadi perbincangan khusus setelah Wali Kota Solo Joko Widodo menggunakan sebagai mobil dinas. Esemka Rajawali bergenre SUV dengan mesin 1.500 cc milik Timor. Mobil ini dilepas dengan banderol Rp75 juta dengan semua fitur-fitur layaknya mobil Jepang.

Indonesia sebagai salah satu pasar otomotif terbesar di dunia, sudah saatnya memiliki mobil nasional yang bisa diandalkan. Melihat ke belakang, Indonesia sudah beberapa kali tercatat memiliki mobil nasional, bahkan ada yang suskes di pasaran.

Akan segera hadir mobil-mobil Nasional selanjutnya! Bismillah . . .

[Dari berbagai sumber]
top