Pengadaan Program “Automotif Technopreneur Park” dengan Metode Mentoring Sebagai Bekal Berwirausaha Inovatif bagi Bengkel Motor di Kecamatan Sukolilo


Instruksi Presiden No. 4 Th 1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia, untuk mengembangkan program-program kewirausahaan. Inpres tersebut dikeluarkan bukan tanpa alasan. Pemerintah menyadari betul bahwa dunia usaha merupakan tulang punggung perekonomian nasional, sehingga harus digenjot sedemikian rupa melalui berbagai departemen teknis maupun institusi-institusi lain yang ada di masyarakat. Melalui gerakan ini pada saatnya budaya kewirausahaan (entrepreneur) diharapkan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat dan bangsa Indonesia, sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan yang handal, inovatif dan mandiri.

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (Suryana, 2000). Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan “Entrepreneurship”, dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yang adalah syaraf pusat perekonomian atau pengendali perekonomian suatu bangsa (Soeharto Wirakusumo, 1997:1). Kewirausahaan ini merupakan penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi sehari-hari serta merupakan gabungan dari kreativitas, keinovasian dan keberanian menghadapi resiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara suatu usaha apapun.

Dewasa ini, perkembangan entrepreneur dalam dunia otomotif khususnya sepeda motor di Indonesia cukup menggembirakan, sebagai barometer dapat kita lihat dengan meningkatnya jumlah populasi motor baik di Kota Surabaya maupun di daerah lainnya. Naiknya harga BBM, serta kondisi lalu lintas di jalan yang setiap hari macet, pemakaian motor merupakan solusi untuk dapat menghemat biaya serta mempercepat waktu dalam perjalanan.
Dengan perkembangan ini, ada beberapa hal yang perlu di antisipasi untuk meningkatkan perkembangan sepeda motor di Indonesia seperti :
• Memperluas pengetahuan tentang Sepeda Motor.
• Melakukan standarisasi Sepeda Motor melalui sertifikasi.
• Meningkatkan kerjasama diantara organisasi yang terkait.
• Persaingan bisnis yang semakin global.

Dari sisi yang lain, usaha perbengkelan motor di wilayah kota Surabaya sangat berkembang pesat. Mengambil contoh, bengkel motor di Surabaya bagian timur khususnya di daerah Kecamatan Sukolilo. Di daerah ini kurang lebih ada 60 bengkel motor, sedangkan 70% adalah bengkel motor yang bisa dikatakan kecil dan taraf hidupnya mengah ke bawah. Perkembangan bengkel motor ini seiring dengan pertumbuhan banyaknya motor masyarakat, rata-rata 10 - 15 unit sepeda motor yang diperbaiki pada satu bengkel yang ada di daerah itu, dengan kerusakan ringan seperti ganti Ban, Ganti Oli, Ganti Busi, dan kerusakan besar seperti bongkar mesin.

Namun bagi pengusaha bengkel motor tingkat menengah-kebawah (bengkel motor kecil, milik perorangan), perkembangan otomotif dan kemajuan teknologi memberikan dampak pada perubahan pola pengembangannya. Keadaan ini bertolak belakang dengan kondisi bengkel motor besar yang terus berkembang secara signifikan dan mendapat untung yang relative bertambah, tanpa memikirkan kondisi usaha perbengkelan motor tingkat bawah. Berbagai upaya preventif harus segera dilakukan untuk meningkatkan pengembangan usaha bengkel kecil agar tidak tersingkirkan oleh pemilik modal atau bengkel motor besar lainnya.

Dalam Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian masyarakat (PKMM) yang akan dilakukan, kita akan bekerja sama dengan bengkel motor kecil di sekitar kampus kecamatan Sukolilo Surabaya, yakni untuk proses pembelajaran dan pengembangan otomotif khususnya bidang Technopreneur, sekaligus untuk meningkatkan taraf hidup bengkel-bengkel motor di daerah tersebut.

Berbeda dengan entrepreneur, technopreneur dibangun berdasarkan keahlian yang berbasis pada pendidikan dan pelatihan yang didapatkannya di bangku perkuliahan ataupun dari percobaan, sayangnya bengkel-bengkel motor kecil yang ada di sekitar Surabaya khususnya di daerah Kecamatan Sukolilo belum mengenal tentang technopreneur, padahal mereka menggunakan teknologi sebagai unsur utama pengembangan produk dan jasa wirausahanya. Bengkel motor bukan hanya sekedar mengandalkan pelanggan, pemilihan pasar secara demografis ataupun pelayanan saja, namun harus ada pengembangan dalam jasa dan produk bengkel motornya. Bengkel motor banyak berhubungan dengan bidang teknologi otomotif, agar bisa dikatakan sebagai technopreneur maka bengkel motor harus bisa mengembangkan wirausaha dan teknologi otomotifnya. Mereka yang disebut teknopreneur adalah seorang “Entrepreneur Modern” yang berbasis teknologi. Inovasi dan kreativitas sangat mendominasi mereka untuk menghasilkan produk yang unggulan sebagai dasar pembangunan ekonomi bangsa berbasis pengetahuan (Knowledge Based Economic). ( Nasution, Arman Hakim et al, 2007)

Teknopreneur sendiri merupakan gabungan dari teknologi (kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi) dengan kewirausahaan (seseorang atau unit yang mampu bekerja sendiri untuk mendatangkan keuntungan melalui proses bisnis atau usaha). Teknopreneur adalah pengusaha yang membangun bisnisnya berdasarkan keahliannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menghasilkan produk inovatif yang berguna tidak hanya bagi dirinya, tetapi bagi kesejahteraan bangsa dan negaranya.

Terciptanya technopreneurship yang handal dan berkelanjutan dalam semua bidang, perlu ada sinergitas dan kerjasama dengan perguruan tinggi. Sistem pendidikan terutama pada tingkat perguruan tinggi dikembangkan tidak hanya untuk menghasilkan lulusan yang cakap dan trampil, tetapi juga yang mampu mengembangkan wirausaha. Pada kondisi ini seluruh elemen ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) Surabaya memiliki potensi dan peluang yang siap menghadapi tantangan global untuk ke depannya, dan harapannya dapat dimulai dari yang kecil yaitu melalui kegiatan pengabdian masyarakat dalam bidang teknologi otomotif bagi pengembangan bengkel motor yang ada disekitar kampus.

(Disunting dari PKMM D3 Mesin ITS 2009)
top